
Pendidikan anak pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua, namun dengan kesibukan dan berbagai alasan tanggung jawab ini dilimpahkan pada lembaga pendidikan atau pesantren. Artinya sebagian tanggungjawab ini diserahkan kepada lembaga pendidikan atau pesantren, bukan berarti orang tua dapat melepaskan tanggungjawab sepenuhnya kepada lembaga tersebut.
Yang menjadi pertanyaan, “jika anak mengalami masalah siapa yang harus mencari solusinya?”
Pendidikan keluarga sejak kecil memberikan pengaruh yang sangat besar ketika anak menginjak masa remaja. Pembentukan karakter secara dini keluarga dengan baik, maka ketika anak tersebut menginjak masa remaja akan mudah untuk diarahkan. Pembiasaan di keluarga akan mewarnai karakter anak di masa mendatang. Ketika anak ditipkan ke lembaga pendidikan/pesantren/boarding school, pendidikan keluarga menjadi modal dasar untuk membentuk kemandirian anak.
Tidak sedikit orang tua dan guru mengeluh karena sulit mengendalikan anak. Apa penyebabnya hal ini terjadi? Penyebab utama adalah anak kita sudah kena tipudaya setan sebagai musuh utama manusia. Rasulullah SAW sudah memberikan arahan bagaimana cara menyiapkan generasi Robbani . Penyiapan dimulai sejak orang tua memilih pasangan hidupnya (tentunya yang shalih/shalihah), kemudian ketika seorang bapak akan menanamkan benih di rahim sang istri, kita dianjurkan membaca doa, sehingga ketika menjadi bayi insya Allah tidak akan diganggu oleh setan. Pendidikan orang tua diteruskan ketika anak yang masih di dalam rahim. Godaan setan sudah dimulai ketia anak akan dilahirkan ke muka bumi. Sesuai dengan sabda Rasulullah, “Tidak ada seorang anak Adam yang lahir menangis karena pegangan setan, kecuali Maryam dan anaknya”. Dalam QS Ali Imron : 36 yang artinya “Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak anak keturunannya kepada Engkau daripada setan yang terkutuk”.
Untuk menghindari godaan setan setelah lahir, rasulullah menyunahkan untuk melafazkan adzan di telinga anak.
Jadi pendidikan dini di keluarga sangat menentukan karakter anak di masa mendatang. Sehingga ketika anak tersebut dititipkan di lembaga pendidikan/pesantren, orang tua tidak bisa melepaskan seluruh tanggungjawabnya. Artinya kita sama sama bertangungjawab kelangsungan pendidikan anak. Bukan saatnya lagi untuk saling menyalahkan antara orang tua dan guru/lembaga, namun jika keduanya bersatu padu bekerja sama mencari solusi, insya Allah anak anak kita akan menjadi generasi robbani. Semoga Allah meridhoinya. Waullahu 'alam.
No comments:
Post a Comment